Juli part 3: ketika tempat terasing itu mulai bersahabat
hujan itu seperti dikomando untuk terus menemani kami selama Juli. namun kini, lagu Hujan Jangan Marah yang sering kami dengarkan. berharap hujan memang tidak marah untuk membantu kami menyelesaikan ini semua.
hujan itu seperti mengerti. mereka tidak marah. datang sesekali. mengikuti jadwal kami. membiarkan program kami berjalan sebagaimana mestinya.
hujan itu seperti mengerti. mereka tidak marah. mereka tetap datang sesekali. mengingatkan kami akan kenangan kami masing-masing.
hujan itu seperti mengerti. mereka tidak marah. datang sesekali. mengalunkan melodi ketika kami bertemu jenuh.
hujan itu seperti mengerti. mereka tidak marah. datang sesekali. seperti menghibur kami yang mulai rindu rumah kami.
hujan itu seperti mengerti. mereka tidak marah. datang sesekali. mengusir bosan dan sepi dikala bumi sedang sepi.
hujan itu seperti mengerti. mereka tidak marah. datang sesekali. mengikuti mauku. untuk mengusir bintang malam itu.
hujan itu mengerti. sempat ia tidak datang. membiarkan kami untuk menikmati suatu malam di teras rumah. bergurau sesekali sambil mempersiapkan malam. malam yang cukup istimewa untukku.
pertama kalinya, kami duduk bersama di ruang tengah. dengan daun pisang panjang sebagai alas makan. lalu kami makan bersama yang walau menunya sama sama saja, tetapi terasa begitu istimewa.
hujan pasti mengerti. kalau aku mulai mensyukuri, hujan mengiringiku hingga kini. :)
0 comments:
Post a Comment