part 'sekiannya sekian': hujan
Wanita itu terbangun dari tidur singkat tak disengaja di teras rumah. Ia mengusap matanya, memperjelas pandangannya. Menangkap jelas warna-warni bunga yang bermekaran di kebun kecil depan rumah.Sesaat, terdengar ketukan itu. Ketukan-ketukan dengan irama yang hampir terdengar sama setiap saatnya. Ia menajamkan lagi pendengarannya, ingin mendengar alunan yang lebih jelas. Tak bisa diingkari,ketukan itu masih sama!Hujan masih sama. Masih menyebalkan seperti dulu.Karena, tidak ada satu pun sel otaknya yang bisa berlogika untuk mengingkari hujan bisa membawa kenangan itu kembali.
0 comments:
Post a Comment