God is a DIRECTOR
akhirnya, rasa penasaran saya terhapus setelah saya kesampaian menyaksikan CIN(T)A di blitzmegaplex. film ini berkisah tentang Cina, cowok 18 tahun, mahasiswa baru jurusan arsitek bertemu dengan Annisa, senior yang tugas akhirnya ditolak terus, dan ipk cuma 2,1. dari situ, mereka jadi deket, karena Cina membantu Anissa dalam mengerjakan tugas akhirnya.
sepanjang film, saya terkagum dengan dialog-dialognya. seperti dialog Cina yang memasukkan hukum Newton 1: kecantikan berbanding terbalik dengan kepintaran, dan dikoreksi sama Annisa, kalau hukum Newton 1 adalah suatu benda akan bergerak bila ada benda yang mendorongnya untuk bergerak.
ada juga ungkapan Cina yang agak nyentil generasi muda yang suka berkoar-koar mengkritisi pemerintah. 'kita diberi subsidi oleh pemerintah untuk belajar adalah untuk membantu pemerintah' yah kurang lebih gitu dialognya. agak nyindir kegiatan mahasiswa yang sukanya demo-demo terus tapi ga ngasih solusi yang baik untuk pemerintah.
ada juga pertanyaan Annisa yang nempel banget di ingatan saya 'kenapa Allah nyiptain kita beda-beda, kalau Allah cuma pengen disembah dengan satu cara?' dan dijawab sama Cina 'makanya Allah nyiptain cinta, biar yang beda-beda bisa nyatu'.
pengambilan judul juga dirasa pas banget. CIN dimaksudkan CINA, A dimaksudkan Annisa dan ada (T) di tengah tengah mereka dimaksudkan untuk the most unpredictable character. (T) loves Cina and Annisa, but Cina and Annisa can't love each other because the called (T) in different names.
tapi, ada kurangnya sih. backsound yang berlebihan harus beradu dengan suara Annisa yang lembuuuuuut banget terasa ganggu. kadang kita malah baca english subtitle nya aja daripada harus mendengar dialog mereka karena memang terdengar kurang jelas.
film ini seharusnya membuka pandangan kita, kalau Indonesia terdiri dari lebih dari 1 agama. nah, disitu kita dituntut untuk saling menghargai. kalau ga salah ingat, di film ini juga sempat ada suara dari masjid tentang surat Al-Baqarah (kalo salah maaaf banget, kalau ga salah ingat sih gitu) yang intinya, apapun agamanya kalau kita berbuat baik, Tuhan juga ngasih pahala. dari situ kita harus berpikir juga tentang tolerasi antar umat beragama.
adanya kata 'amin?' sebagai penutupan film ini ditunjukkan agar penonton mengambil kesimpulan masing-masing. film ini bukan untuk mengkampanyekan cinta beda agama. Cin(t)a cuma ungkapan dari para crew film ini, dan semua kesimpulan diserahkan untuk yang nonton. dengan ending yang adapun, ga bikin saya berpikir kalau pacaran beda agama tuh disahkan oleh film ini.
kalau saya boleh menarik kesimpulan yang pastinya subjektif, dari film ini saya dapet, Tuhan ngasih kita cinta untuk bisa saling menghargai dan bertoleransi dengan perbedaan yang ada. bukan ngasih cinta untuk menyamakan perbedaan-perbedaan yang ada.
yang pasti menurut saya, kadang ga semua pertanyaan bisa dijelaskan dengan logika. makanya Tuhan ngasih kita hati, perasaan, dan cinta. dan tetap menyerahkan semuanya sama Tuhan, karena GOD is a DIRECTOR.
good luck for u, guys. great movie, i think. :)
7 comments:
bagus ya git?
bagus ya git?
baguuuuuuus. nonton dooong. di blitz. hehehehe
dari resensinya keanya bagus kak. makasih yaa, ntar nonton deh :)
iyaaa, nonton deh. hehehehe
sory telat comment.. semoga d respon..
aq jg dah liat filmnya lo... tp aq lom paham kata yg ini " kenapa Allah nyiptain kita beda-beda, kalau Allah cuma pengen disembah dengan "satu cara"? "
tq :D
fandi (islam)
hei, fandi. saya bingung sebenernya ngejelasinnya. ini menurut pemahaman saya aja yah. dan maaf aja kalau pemahaman saya masih dangkal.
Tuhan itu kan director, yang mensutradarai semua yang ada di bumi ini. nah, kenapa sih mesti ada berbagai macam agama. ada berbagai kepercayaan dengan cara berbeda dalam menyembah atau bahkan menyebut Tuhannya, sedangkan di sisi lain, setiap agama mengajarkan cara menyembah yang cuma satu itu aja sama umatnya. dan ini yang bikin adanya percecokan antar agama, pemeluk agama yang satu dengan ke'egois'annya mereka sendiri dengan pemeluk agama2 lain dengan keegoisan mereka masing masing mengikrarkan bahwa cara menyembah mereka yang paling baik.
jadi, timbullah pertanyaan, kalau memang dipaksa begitu untuk menyembah dengan seragam dimana memang banyak pemeluk agama yang 'memaksa' pemeluk agama lain untuk mengikuti caranya menyembah yang dianggap mereka paling baik, sampai mungkin terjadi konflik ini itu antar agama, lah kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda kalau mau disembah dengan satu cara aja?
got it?
Post a Comment